Pendahuluan Kelenturan
Cari tahu apa saja resikonya dan bagaimana cara menghindari Kelenturan
Brainbox.id – Seiring dengan tren pamer kekayaan di media sosial, kata “kelenturan” mulai bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang tidak setuju dengan perilaku ini dan mengatakan bahwa membungkuk menunjukkan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan.
Jika di gunakan di media sosial, “Kelenturan” berarti memamerkan uang, gaya hidup mewah, atau prestasi Anda untuk mendapatkan dukungan, perhatian, atau rasa hormat dari orang lain. Berbagi gambar, video, atau cerita tentang barang mahal, mobil, rumah, perjalanan, atau pencapaian lainnya di situs media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan Snapchat adalah cara umum lainnya bagi orang untuk memamerkan kesuksesan mereka.
Melenturkan juga bisa berarti menggunakan kata-kata atau gambar yang menghina untuk memamerkan status atau merendahkan orang lain. Kekhawatiran terkait dengan meningkatnya popularitas investasi kripto baru-baru ini.
Selain itu, nilai aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan altcoin lainnya telah meningkat. Ada banyak orang di media sosial yang telah berinvestasi di kripto dan memperoleh keuntungan besar. Di antaranya, membagikan screenshot portofolionya yang menunjukkan keuntungan besar, yang memberikan gambaran bahwa mereka sukses secara finansial. Orang-orang tertentu juga membeli mata uang kripto dengan tujuan menggunakan uang yang mereka peroleh dari kenaikan nilainya untuk membeli barang-barang mahal seperti mobil, emas, atau real estat. Kemudian, mereka memposting gambar atau video tentang hal-hal tersebut di media sosial agar seolah-olah uang mereka berasal dari pembelian kripto.
Berikut adalah beberapa rincian lebih lanjut tentang apa itu flexing, mengapa orang melakukannya, bagaimana hal itu mempengaruhi orang lain, risiko yang terlibat dalam dunia kripto, bagaimana menghindari investasi ilegal saat melakukan flexing, dan bagaimana menghindari flexing di media sosial.
Apa yang di maksud dengan kelenturan
Urbandictionary.com mengatakan bahwa melenturkan berarti memamerkan banyak uang atau barang mahal, seperti pakaian bermerek. Biasanya di lakukan oleh anak muda dan orang-orang yang di jadikan bahan situs media sosial dengan sikap sombong.
Veblen pertama kali menggunakan kata “melenturkan” dalam bukunya tahun 1899 The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions. Veblen, seorang ekonom dan sejarawan Amerika, mengatakan bahwa kepemilikan properti berkaitan langsung dengan status sosial seseorang. Cara orang memamerkan pangkat dan status sosialnya dengan menggunakan sesuatu di sebut “konsumsi mencolok” oleh Veblen.
Individu memamerkan kekayaan dan kesuksesannya dengan cara “melenturkan”, yang biasanya di lakukan di media sosial. Melalui postingan gambar, video, atau artikel tentang barang mahal, real estate, atau kesuksesan finansial, mereka mencoba memamerkan pencapaian mereka dan memberikan gambaran bahwa mereka sukses. Selain itu, flexing juga sering di lakukan untuk mendapatkan perhatian, kekaguman, atau pujian dari orang lain, sehingga menampilkan diri sebagai orang yang sukses dan kaya di kalangan tersebut.
Alasan dan Tujuan Kelenturan
Mengapa seseorang ingin melenturkan? Sebelum membahas alasannya, mari kita bahas mengapa tindakan tersebut di lakukan.
Seorang akademisi dan pengusaha berprestasi bernama Rhenald Kasali mengatakan bahwa tujuan dari flexing adalah untuk memasarkan diri sendiri, atau untuk mendapatkan perhatian. Selain itu, flexing juga bisa di lakukan untuk menunjukkan keberadaan Anda, mendongkrak status sosial, dan meningkatkan rasa percaya diri. Mencari tahu mengapa orang lain melakukan hal serupa terkait dengan tujuan perilaku memamerkan diri ini. Misalnya, hal-hal berikut dapat menyebabkan kelenturan:
Merasa tidak aman
Orang-orang yang baru saja menjadi kaya atau disebut sebagai “OKB” kerap melakukan perilaku melenturkan karena suka pamer uang. Banyak orang yang percaya bahwa orang-orang kaya yang sudah lama kaya, yang biasa disebut “orang tua”, tidak akan bertindak sedemikian rupa untuk menunjukkan kekayaannya. Dorongan psikologis untuk memamerkan sesuatu yang sudah lama Anda inginkan semakin tinggi ketika Anda akhirnya mendapatkannya. Apakah perilaku ini perlu atau berlebihan bergantung pada kepribadian orang tersebut.
Mencoba Mendapatkan Perhatian
Individu yang sering melenturkan sadar bahwa tindakannya mungkin mengganggu orang lain, namun mereka memilih untuk mengabaikan respons tersebut sebagai cara untuk menarik perhatian. Individu akan merasa lebih senang dan puas jika semakin banyak orang merespons perilaku kurang ajar mereka.
3. Mencari Penerimaan
Individu yang fleksibel mencari persetujuan, dibandingkan dengan mereka yang merasa tidak nyaman dan perlu memamerkan kekayaannya agar tidak merasa diremehkan. Yang ingin mereka lihat adalah bagaimana reaksi orang lain terhadap apa yang mereka miliki. Persetujuan orang lain atas barangnya sangat penting bagi mereka, dan mereka tidak akan bahagia kecuali mereka mendapatkannya.
4. Ketimpangan Sosial
Kota-kota yang banyak persaingan dan prestasinya besar cenderung mempunyai perilaku yang lebih fleksibel. Dalam hal ini, tindakan ini mungkin dianggap normal. Namun hal ini menjadi sorotan ketika perilaku melenturkan terus terjadi di tempat yang tidak mendukung.
5. Tidak ada pemahaman
Beberapa orang suka memamerkan uangnya tanpa alasan yang jelas. Mereka tidak memahami bagaimana tindakan mereka dapat mengakibatkan kondisi sosial yang tidak adil. Mereka tidak peduli dengan perasaan orang lain ketika mereka bertindak dengan bangga menunjukkan kemampuannya.
Penutup: Kelenturan
Kelenturan bagaikan otot yang kuat, memungkinkan kita untuk beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi berbagai rintangan dalam hidup. Dengan kelenturan, kita dapat mengatasi situasi sulit, belajar dari kesalahan, dan bangkit kembali setelah terjatuh.
RELATED POSTS
View all